Isu Cadbury, Ditemukan Ulat di dalam Cokelatnya
Diawali sebuah thread di situs forum ternama di
Indonesia, informasi tentang temuan ulat di dalam cokelat merek SilverQueen
menjadi buah bibir beberapa waktu lalu. Ternyata, kasus ini bukan yang pertama.
Terdapat salah seorang konsumen yang membeli Cadbury di sebuah minimarket dan
menemukan banyak ulat di dalam coklatnya. Ternyata, bukan hanya satu dua orang
yang menemukan ulat dalam cokelat tersebut. Lewat thread yang sama, ia mencantumkan keluhan dari beberapa
konsumen terkait hal serupa. Beberapa media juga pernah memberitakan temuan
SilverQueen berulat. Selain itu, seorang konsumen di Bangka juga mendapati ulat
di cokelat Chunky Bar dan menceritakan pengalamannya di Suara Pembaca
Detikcom
pada
Desember 2012. Ia ingin menanyakan langsung kepada PT Ceres sebagai produsen
SilverQueen, namun tidak ada nomor yang bisa dihubungi di kemasan cokelat itu.
Sebagian besar korban bingung dari mana asal ulat tersebut karena masa
kedaluwarsanya masih panjang. Ada yang berasumsi ulat tersebut berasal dari
biji kakao berkualitas buruk, adapula yang menduga asalnya dari kacang yang
dicampurkan dalam cokelat.
Menurut Kepala Badan Pengawasan
Obat dan Makanan (BPOM) Dr. Ir. Roy Alexander Sparringa, M. App. Sc., yang
bertanggung jawab bisa jadi adalah pelaku usaha seperti industri, distributor,
atau peritel. Sesuai Pasal 90 Undang-undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan,
setiap orang dilarang mengedarkan pangan tercemar. Termasuk yang mengandung
bahan kotor, busuk, tengik, terurai, atau mengandung bahan nabati atau hewani
yang berpenyakit atau berasal dari bangkai.
Menurut Pasal 94, pelanggarnya akan terkena sanksi administratif berupa denda, penghentian sementara dari kegiatan produksi dan/atau peredaran, penarikan pangan dari peredaran oleh produsen, ganti rugi, dan/atau pencabutan izin.
Menurut Pasal 94, pelanggarnya akan terkena sanksi administratif berupa denda, penghentian sementara dari kegiatan produksi dan/atau peredaran, penarikan pangan dari peredaran oleh produsen, ganti rugi, dan/atau pencabutan izin.
Pemetaan Komunikannya
C.E.O
Perusahaan --------> Wartawan ----------> Masyarakat
Strateginya
Management perusahaan Cadbury bersama dengan departemen public relationsnya melakukan serangkaian upaya berbasis dua hal, yaitu:tindakan dan komunikasi, sebagai respon perusahaan terkait masalah yang mereka hadapi saat itu, perusahaan memberikan peringatan dan mempublikasikan kepada masyarakat luas melalui media massa untuk ”menghentikan” mengkonsumsi coklat cadbury hingga diketahui secara pasti apa penyebab adanya ulat didalam coklat tersebut, karena kesalahan dapat dari pihak mana saja (produksi,distributor, atau dari pihak yang sengaja ingin menjatuhkan perusahaan). Langkah selanjutnya, Menarik dan Menghentikan kegiatan produksi coklat Cadbury tanpa terkecuali, Menjalin hubungan atau melakukan kontak dengan aparat keamanan, serta badan POM (pengawas obat dan makanan), menyelidiki apa sebab coklat tersebut terdapat ulat di dalamnya, Merancang dan memproduksi kemasan cadbury yang baru, Melakukan upaya promosi kembali yang lebih intensif, guna meyakinkan konsumen atas keamanan, keselamatan, dari kemasan baru yang kini jauh lebih baik.
Management perusahaan Cadbury bersama dengan departemen public relationsnya melakukan serangkaian upaya berbasis dua hal, yaitu:tindakan dan komunikasi, sebagai respon perusahaan terkait masalah yang mereka hadapi saat itu, perusahaan memberikan peringatan dan mempublikasikan kepada masyarakat luas melalui media massa untuk ”menghentikan” mengkonsumsi coklat cadbury hingga diketahui secara pasti apa penyebab adanya ulat didalam coklat tersebut, karena kesalahan dapat dari pihak mana saja (produksi,distributor, atau dari pihak yang sengaja ingin menjatuhkan perusahaan). Langkah selanjutnya, Menarik dan Menghentikan kegiatan produksi coklat Cadbury tanpa terkecuali, Menjalin hubungan atau melakukan kontak dengan aparat keamanan, serta badan POM (pengawas obat dan makanan), menyelidiki apa sebab coklat tersebut terdapat ulat di dalamnya, Merancang dan memproduksi kemasan cadbury yang baru, Melakukan upaya promosi kembali yang lebih intensif, guna meyakinkan konsumen atas keamanan, keselamatan, dari kemasan baru yang kini jauh lebih baik.
Strategi komunikasi (communication
strategy) harus pula mendukung program aksi / tindakan (action program),
seperti memberi-tahukan kepada khalayak sasaran, baik internal maupun eksternal
mengenai tindakan apa yang akan / sedang dilakukan oleh perusahaan, Membujuk
khalayak sasaran untuk dapat menerima dan mendukung tindakan yang akan / sedang
dilakukan oleh perusahaan, Mendorong khalayak sasaran yang sudah memiliki sikap
mendukung atau menerima untuk melakukan tindakan, Terkait dengan strategi yang
dilakukan oleh perusahaan cadbury, terdiri atas komponen strategi yang
meliputi:
A. Strategi Khalayak : antara lain,
konsumen, staf, karyawan distributor, badan POM, pihak keamanan (kepolisian),
dan media massa.
B. Strategi Pesan : dimana diawali
dengan kegiatan mengumpulkan fakta mengenai produksi cadbury, bekerja sama
secara penuh dengan BPOM, dan kepolisian; lalu melakukan upaya meyakinkan
berbagai pihak melalui pesan yang disebarkan, bahwa perusahaan secara sungguh –
sungguh ingin dan akan memecahkan masalah yang terjadi.
C. Strategi Media : berusaha merespon
krisis (Crisis Response) dengan cara terbuka (openess) dan jujur terus terang
dengan media massa dalam kegiatan penyampaian fakta kepada masyarakat secepat
mungkin (quick). Selain itu perusahaan ini melakukan jumpa pers terkait Ulat
yang terdapat di dalam coklat Cadbury kepada media massa di seluruh Kota maupun
Negara yang telah menjadi distributor perusahaan cadbury.
Media Cetak yang
digunakan
Media Cetak yang kami gunakan : Sindo, Kompas, Bisnis Indonesia. kami memilih media-media cetak tersebut karena target khalayak kami
semua usia dan berpendapatan kelas menengah (middle-high) .
Rubriknya :
Rubrik Ekonomi, karena ini berhubungan dengan perusahaan yang menyangkut ke
ekonomi. selain itu juga rubrik ekonomi sering dibaca oleh para pembaca koran,
dan kami menaruhnya dihalaman pertama.